AKU HANYA INGIN MENULIS
Aku menyaksikan malam yang jatuh
ke dalam gelasmu.
Ia meninggalkan bintang dan beberapa kenangan
dalam lipatan
waktu.
Selalu, dalam tubuhmu, gelap menjadi rahasia paling sepi.
Rindu adalah partikel yang
tak mampu kaulihat. Ia mampu
menelan segala rintik di sepasang matamu.
Kau
seringkali luruh
bersama kesedihan sembari menikmati musik di ruang tamu.
Aku menulis beberapa puisi
untuk menghangatkan
keheningan dalam kepalamu.
Barangkali satu diantaranya bisa
kau jadikan kekasih
yang diam-diam kausembunyikan dalam selimutmu.
Terkadang, aku juga lelah
memikirkan ini itu
dalam beberapa puisiku.
Aku terpeleset di beberapa bagian
sebab air matamu ada di sana.
Menggenangi dan menggenapi bagian yang kubiarkan
kosong.
Tidak. Ini bukan puisi
cinta.
Aku menulisnya diantara jeda kebahagiaan dan kesedihan. Apa pun
Komentar
Posting Komentar