“NYANYIAN SENJA”



Di suatu senja yang ranum, ketika langit terik telah teduh aku duduk di tempat ini bersamanya. Kami memandang ke rawa kecil ditemani angin sore yang berhembus penuh kelembutan. Ini memang bukan kali pertama menikmati momen-momen dengan sentuhan romantika tapi entah mengapa ada rasa ketakutan yang tiba-tiba saja datang entah darimana menukik sampai ke hatiku.
Aku takut jika suatu saat nanti tak pernah memilikinya. Aku takut jika wanita yang kini tepat ada di sampingku menghilang dari kehidupanku tanpa meninggalkan jejak. Batinku perih. Ada beberapa rasa yang terus bergejolak dan saling adu kekuatan di dalamnya. Aku sungguh terpojok dalam nuansa senja yang seharusnya menjadi satu senja terindah bersamanya. Angin mencoba membisikkan roh pesimistis ke dalam hatiku. Aku takut semua tetaplah menjadi mimpi-mimpi yang tak kan pernah menjadi realita romantisme dalam kisah hidupku.
Ah…. Sungguh sebuah tantangan yang indah tak terperikan. Seperti air di lautan, inilah pasang surut harapan-harapanku. Teduhnya imajinasiku tentangnya kadang berubah menjadi topan yang membuatku terlempar sejauh-jauhnya dari kemungkinan-kemungkinan bersamanya.
Aku menoleh kearahnya. Subhanallah, senyum yang indah nan teduh itu membuat darahku berdesir. Jingga senja di langit sana tak mampu menandingi dia yang kadang berulah manja di sampingku. Ya, seperti inilah kondisi realitasnya saat ini. Ketika memulai pertemuan sore ini dentuman-dentuman perasaan kacau meluluh lantakkan jiwaku, namun senyum itu menghidupkan kembali setidaknya sedikit harapan itu.
Adzan maghrib kini terdengar dari pembesar suara masjid di setiap sudut kota ini. Suaranya mengalun indah mengangungkan kebesaran Ilahi. Kupanjatkan beberapa doa atas cinta ini. Doaku berpilin menuju langit menghampiri Allah di atas Arsy’Nya. Dan kuberharap akan dimustajabahkan kelak di saat  yang dikehendaki olehNya.
Dan berakhirlah pertemuan di senja ini.

Komentar

Postingan Populer