NOSTALGIA

Melihat kembali foto-foto praktek lapang awal masa kuliah yang tersimpan rapih dalam folder di laptop, membuat saya terkekeh—dan sesungguhnya ingin bersegera shalat taubat melihat satu per satu fose alay saya dan teman-teman saya. Ada rindu yang tiba-tiba menyerang saya dari negeri masa lalu. Tsah…

Ah, waktu begitu cepat berlalu. Sangat cepat. Padahal, saya merasa semua keseruan yang dibalut dengan kekonyolan bersama teman-teman kuliah baru saja terjadi kemarin. 

Di awal semester, kebersamaan itu terasa sangat kental. Bagaimana ributnya pelataran kampus memenuhi lapak seorang pedagang makanan kecil-kecilan di sana (yang akhirnya diusir pihak fakultas dengan alasan kenyamanan). Bagaimana riuhnya suasana kelas saat menunggu dosen. Bagaimana serunya menghabiskan waktu nongkrong di beberapa tempat menarik di Kota Makassar. Dan bagaimana menegangkannya diusir tengah malam dari kost lantaran kami membuat kegaduhan yang mengganggu si empunya kost. Kami betul-betul keranjingan kebersamaan.

Kebersamaan itu semakin dipererat dengan praktek lapang di setiap penghujung semester. Suatu keberkahan menjadi mahasiswa salah satu jurusan yang wajib melakukan praktek lapang demi pengaplikasian teori (katanya). Saya tidak akan menginjakkan kaki di Bromo jika saya tidak menjadi seorang mahasiswa geografi. Suatu anugerah bagi saya, meskipun harus menguras keuangan orangtua di kampung.

Jika saja saya pandai menulis, maka saya akan mengabadikan semua cerita-cerita itu dalam sebuah novel. Saya yakin mampu menyaingi novel seperti 5cm. Betapa tidak, menaklukkan puncak Bawakaraeng yang menjadi surga bagi para pendaki di wilayah Makassar adalah bagian kecil dari cerita kehidupan seorang mahasiswa geografi. Ada banyak petualangan seru di setiap praktek lapang. Tinggal ditambahkan bumbu-bumbu cinta dan quotes. Ah, madu.

Perhatian saya tiba-tiba memusat pada satu foto; gambar saya dan seorang perempuan. Sudahlah. Cepat-cepat saya menutup laptop. Semua kenangan ada tempatnya. Kita tidak bisa memutar kembali waktu, tapi berbahagialah, kita masih bisa memutar ingatan-ingatan yang masih tersimpan dalam memori. Whenever. 

Catatan: perempuan yang bersama saya dalam foto adalah seorang dosen yang pernah memberikan nilai memilukan bagi saya. Tidak berdua juga, sih, tapi rame-rame. 

Komentar

Postingan Populer